misteri
asa Q terpecah tersapu gelombang di antara butir_butir mukadimahnya
lalu perlahan sinarnya menyentuh langit wajah Qmembawa puisi dalam cinta
di pikiranku
seakan pikiranya bercumbu mesra dlm kata dan kalimat yg membunuh
pikiranku
membawa roh ku merangkak melawan garis yg mencari setiap sisa kindahan
yg memudar dan mati di telan hawa kesunyian
pupus kerinduanku pada nada yg terlahir dan mati dari naif duniawi
terasa sejenak lalu hidup kembali seperti anak sungai yg mengalir
seketika tanpa menghiraukan lautan yang selalu bercengkrama dengan
cakrawala
seperti jalan cinta yg mengilhami kertas putih tanpa noda
ku pun mulai berdir dan dibinasakan oleh pekat
tak ubah desir angin yg menerpa kekosong dan kesunyian hati
lihatlah ku disini yang mencoba berdiri langit takan menangkapku
karena aku bersama peri cinta yang mengilhami bulan purnama dan kesucian
sang perawan dalam altar tuhan
doa ku untuk kekasih yg terputus dalam waktu dan ruang kosong